Bagi kebanyakan orang, ide atau inspirasi dalam membangun sebuah bisnis itu bisa diperoleh dari berbagai macam sumber. Tidak terkecuali dengan Bapak Ahmad Mansur (50), yang terinspirasi membangun usahaIrul Bag Collection dari adik iparnya yang terlebih dahulu menekuni bidang usaha yang sama. Kendati telah menekuni dunia dagang sejak tahun 1987, namun warga Dusun Plumpungan, Selo, Tawangharjo, Kabupaten Grobogantersebut baru terjun dalam usaha produksi tas pada tahun 1997. Sebelumnya Pak Mansur lebih banyak menghabiskan waktunya dengan berdagang pakaian, kain, dan tas yang dibelinya dari Semarang.
Melihat kesuksesan yang diperoleh adik iparnya dalam memproduksi aneka jenis tas, timbul keinginan dari diri Pak Mansur untuk mempelajari proses produksinya. “Ketika itu memang saya kursus privat langsung dengan adik ipar di Semarang selama beberapa waktu, mulai dari pemotongan, menjahit, hingga membuat pola model-model tas yang sedang digandrungi,” jelas Pak Mansur kepada tim liputan bisnisUKM, Kamis (19/7). Dengan logat Jawanya yang kental, bapak empat orang putra tersebut juga mengakui jika modalnya kala itu hanyalah ketekunan dan keuletan saja. Akan tetapi, berbekal ketekunan itulah, beliau kini mampu mengembangkan Irul Bag Collection sebagai salah satu produsen tas berkualitas dari Grobogan.
Dibantu 7 orang tenaga produksi yang semuanya masih usia remaja, Pak Mansur kini mampu memproduksi puluhan jenis dan model tas remaja berbahan baku imitasi. Bahan baku produksinya tersebut dibeli dari Semarang dengan harga yang bervariasi. “Untuk harga bahan bermacam-macam, dari mulai Rp13.000,00/ meter sampai dengan Rp.25.000,00/ meter, tergantung kualitas bahan bakunya,” ujarnya. Dalam sekali kulakan (belanja), Pak Mansur minimal membeli 4 roll bahan baku imitasi untuk kemudian diolah menjadi aneka jenis produk tas yang unik dan berkualitas.
Perkembangan Usaha Irul Bag Collection
Menggunakan 6 buah mesin jahit yang kini Pak Mansur miliki, Irul Bag Collection dalam sehari mampu memproduksi 60 jenis tas. Tas-tas tersebut selanjutnya dipasarkan melalui sales maupun pembeli yang datang langsung ke rumah produksi Irul Bag Collection. “Sebagain besar produk kami diambil (dibeli) oleh para pedagang yang menjual kembali tas-tas tersebut di toko maupun pasar-pasar, jadi selama ini kami hanya fokus di produksi,” terang Pak Mansur. Harga yang dipatok Irul Bag Collection juga sangat terjangkau, yaitu Rp25.000,00 s.d. Rp35.000,00/ pcs. Sementara di pasaran, Pak Mansur mengakui jika produk-produknya tersebut harganya bisa mencapai dua kali lipatnya.
Meskipun menyadari keuntungan yang didapatkannya tidak telalu besar, namun karena keterbatasan akses yang dimiliki, Pak Mansur belum memiliki rencana melakukan prosespemasaran aktif menggunakan berbagai macam media. “Saat ini begini saja sudah cukup, ke depan saya berharap anak-anak saya yang akan mengembangkan dan memajukan usaha ini,” kata Pak Mansur pasrah. Dalam penjualan 1 dosin (12 pcs) tas, Pak Mansur mengakui hanya bisa memperoleh keuntungan Rp30.000,00. Namun, jika diakumulasi, beliau bisa memperoleh omzet rata-rata 2-3 juta Rupiah per minggunya. Kondisi tersebut tidak sedikitpun mengurangi semangat Pak Mansur dalam memotivasi dirinya sendiri maupun tenaga produksinya yang masih berusia muda untuk terus tekun menjalani pekerjaannya.
Sementara untuk ide model tas yang diproduksi, Pak Mansur biasa memperolehnya dari buku maupun melihat langsung di lapangan. “Terkadang ketika sedang kulakan bahan di Semarang, disitu saya melihat tas yang dipakai ibu-ibu maupun remaja putri, kalau tas itu bagus modelnya kemungkinan saya akan berusaha memproduksinya di rumah,” tambahnya sembari tersenyum. Tidak sedikit pula konsumen yang memberikan masukan ide atau model kepada Pak Mansur ketika sedang mengajukan pesanan. Baginya semua masukan yang terkait dengan ide maupun model tas pasti akan diterimanya dengan senang hati.
Perubahan fashion yang berlangsung cepat menuntut Pak Mansur untuk selalu menghasilkan produk yang berkualitas dan up to date. Hal ini juga berkaitan dengan iklim kompetisi yang cukup ketat diantara para produsen tas yang ada di daerahnya yang berjumlah kurang lebih 10 produsen. Sehingga, untuk tetap bisa digemari oleh para konsumen, pihaknya selalu menjaga kualitas produk kreasinya. Di akhir wawancaranya, Pak Mansur berujar jika pihaknya juga masih membuka kesempatan bagi pihak-pihak yang ingin membantu memasarkan produk tas kreasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar